Pada akhir 90-an, punya ponsel sama dengan pengeluaran ekstra. Saya jadi ingat saat pertama kali memakai ponsel, hanya buat ngaktifin nomor perdana harus melewati proses yang rumit. Belum lagi harga kartu yang cukup mahal (sebuah kartu perdana jadul, kira2 duitnya bisa dapat ratusan kartu kalau buat dibelikan saat ini). Sampe-sampe kartu perdana yang udah bekas pake atau second, masih bisa melenggang di pasaran, bahkan dipajang di counter2 gede. Bisa juga perbandingannya, budget yang dikeluarkan untuk membeli kartu perdana (yang bekas sekalipun) bisa dibelikan ponsel baru pada saat ini. Minimal dapat ponsel sejuta umat alias tidak mewah. Biaya untuk nelponpun tidak bisa dibilang murah. Selain harga ponsel dan kartu perdana yang membumbung, semua operator sellular kompakan pasang tarif tinggi. Orang musti keluarin biaya tidak sedikit guna membuat kelangsungan hidup si "handphone". Makanya...saat itu pelanggan suatu operator sellular jarang yang pindah ke lain hati alias konsisten sama nomernya.
Dengan berbagai alasan, pelanggan operator sellular sekarang hobby banget selingkuh..eh..gonta-ganti kartu. Contohnya Syafridel, seorang teman yang umurnya udah seangkatan sama saya. Udah tuwir! St..st... tapi jangan salah, style-nya masih gaul habis, termasuk demen ganti-ganti kartu. Yang begini ini kadang bikin repot karena saya jadi sering ganti dan edit nomernya dalam daftar kontak ponsel. Masih mending kalau doi ngasih tahu..pengumuman kek di facebook atau kirim sms; kadang ganti nomer tapi lupa diinformasikan sama yang lain. Parahnya sewaktu ada keperluan mendadak atau penting, akhirnya yang bersangkutan tidak bisa dihubungi sama sekali.
Ngomongin soal kartu perdana...anak muda sekarang banyak yang menggunakan Kartu As. Mereka selalu cepat mengetahui informasi tentang operator mana yang paling pantas buat dipilih. Adik saya yang anak kuliahan, punya alasan sendiri memakai Kartu As.
Dengan berbagai alasan, pelanggan operator sellular sekarang hobby banget selingkuh..eh..gonta-ganti kartu. Contohnya Syafridel, seorang teman yang umurnya udah seangkatan sama saya. Udah tuwir! St..st... tapi jangan salah, style-nya masih gaul habis, termasuk demen ganti-ganti kartu. Yang begini ini kadang bikin repot karena saya jadi sering ganti dan edit nomernya dalam daftar kontak ponsel. Masih mending kalau doi ngasih tahu..pengumuman kek di facebook atau kirim sms; kadang ganti nomer tapi lupa diinformasikan sama yang lain. Parahnya sewaktu ada keperluan mendadak atau penting, akhirnya yang bersangkutan tidak bisa dihubungi sama sekali.
Ngomongin soal kartu perdana...anak muda sekarang banyak yang menggunakan Kartu As. Mereka selalu cepat mengetahui informasi tentang operator mana yang paling pantas buat dipilih. Adik saya yang anak kuliahan, punya alasan sendiri memakai Kartu As.